A ROMANCE STORY
Taken from the true story of the author
Taken from the true story of the author
Part 1
Waktu yang
paling indah adalah waktu dimana aku sedang menbayangkanmu . Walaupun tak
banyak kenangan yang terjadi antara kau dan aku , namun aku tetap masih bisa
untuk mengingatmu . Sejauh apapun jarak kau dan aku , aku sadar bahwa semua itu
hanya sebuah tebing yang mungkin suatu saat aku bisa menyusulmu atau bahkan
kamu yang menyusulku .
Masih hangat teringat di pikiranku saat kau datang pada
tahun lalu , saat idul fitri menjadi rutinitas mu untuk pergi menyusulku , hari
itu adalah hari terindah bagiku , karena kamu
menyusulku hanya pada saat itu . Saat kau datang, hidupku serasa di
penuhi oleh jutaan cinta yang membuat aku tak kuasa untuk tidak meneteskan air
mata . Saat kau datang , kucoba untuk melihatmu dengan sembunyi-sembunyi agar
kau tak melihatku , kulihat saat kau keluar dari mobil bersama keluargamu kau
mengenakan kaos bola putih dengan celana hitam panjang, dan kau menyapa sanak
saudaramu dan masuk ke dalam rumah keluargamu . Disitu aku benar-benar tak
kuasa untuk menahan air mataku lagi , aku memang sangat bahagia tapi aku tak
tahu mengapa aku bisa begitu terharu. Saat aku bisa melihatmu dengan jelas ,
aku beranjak pergi , aku ingin meluapkan segala rasa bahagia ini dengan sejenak
terdiam dan memikirkan bagaimana agar kau bisa akrab dengan ku.
Hari-hari saat
kau disini hati ku menjadi sangat bahagia , aku selalu senang saat ku keluar
rumah , karena aku berharap kamu juga keluar dan melihatku . Sehari saat kau
disini , tepat pada tanggal 17 Agustus dimana aku harus pergi kesekolah untuk
melaksanakan upacara kemerdekaan . Aku sangat bersemangat sekali untuk
berangkat karena aku ingin kau melihatku mengenakan seragam putih abu-abu
beserta jaket almamater sekolah ku yang sangat aku bangga kan . Namun , aku
sama sekali tak melihatmu , hanya ibu mu yang menyapa ku saat sedang menyapu ,
tentunya aku tersenyum lebar pada ibu mu . Saat di sekolah aku menceritakan
tentangmu kepada teman-teman ku karena aku ingin mereka tahu kebahagiaan ku.
Saat aku pulang aku berharap semoga kamu keluar rumah , semoga kamu melihatku .
Dalam perjalanan aku ingin cepat-cepat sampai kerumah . Saat aku sampai aku
lihat dirumah mu ada beberapa orang yang duduk diteras , aku berharap agar kamu
juga ada , namun harapan ku pupus , kau tak ada , walaupun hati ku sedikit
kecewa , tapi aku yakin kalau aku pasti bisa melihatmu.
Waktuku aku
isi hanya duduk di depan jendela lantai dua rumahku . Aku ingin melihat mu ,
tapi aku tak ingin kamu melihatku . Aku belum siap untuk kau lihat ,
penampilanku masih belum sempurna untuk bertatapan denganmu .
Pada hari jumat
aku yakin kalau kamu pasti akan keluar untuk melaksanakan sholat jumat , aku
duduk di depan jendela untuk melihatmu , penantian ku tak sia-sia , karena
akhirnya kamu keluar juga . Seingatku kamu mengenakan kaos orange dan celana
pendek sambil membawa sarung yang belum kau pakai . Sebenarnya aku ingin
memotret mu , namun yang aku bawa hanya kamera hp yang tidak terlalau bagus
kualitasnya. Aku mencoba untuk memotret dan memvideo mu namun ternyata hasilnya
tak memuaskan sehingga terpaksa harus ku hapus . Kau pergi ke masjid bersama
Ayah , adik dan pamanmu . Dan kau naik bersama pamanmu . Walaupun aku hanya
melihatmu sebentar namun aku sudah sangat bahagia sekali . Aku menunggumu
sampai kau pulang dari masjid . Lagi-lagi kucoba untuk mengambil gambarmu agar
aku bisa terus memandangi wajahmu walaupun hanya sekedar sebuah gambar , namun
aku gagal lagi. Mungkin ini bukan waktu yang tepat , aku mencoba untuk
meyakinkan diriku kembali.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar